Sebutna Telung Jinis Gugon Tuhon – Apakah kamu sedang kesulitan menjawab pertanyaan mengenai Sebutna Telung Jinis Gugon Tuhon ?. Jika Iya, maka kamu berada halaman yang tepat. Kami telah mengumpulkan 10 jawaban mengenai Sebutna Telung Jinis Gugon Tuhon. Silakan baca lebih lanjut di bawah.
Daftar Isi
10 Jawaban Mengenai Sebutna Telung Jinis Gugon Tuhon
Gugon-tuhon, yaiku….
Pertanyaan:
Gugon-tuhon, yaiku….
Jawaban:
Jawaban:
Piwulang sing ora tinemu nalar nanging digatekake lan dituruti dening masyarakat
Penjelasan:
Follow tik tok aku ya
Wong Jawa zaman
Pertanyaan:
wong Jawa zaman biyen percaya marang gugon tuhon Apa maksude gugon tuhon
Jawaban:
Jawaban:
Kata gugon dari kata gugu+an, artinya mudah sekali percaya pada perkataan orang lain ataudedongengan ‘cerita dongeng’. Kata tuhon dari kata tuhu+an, artinya nyata,setia, sifat yang mudah percaya atau percaya kepada ucapan (dongeng) orang lain.
Penjelasan:
Semoga membantu dan Bermanfaat
Gugon-tuhon , yaiku…..
Pertanyaan:
Gugon-tuhon , yaiku…..
Jawaban:
Jawaban:
mudah sekali perkataan ya
Penjelasan:
maaf kalo salh ya….
Gugon tuhon yaiku…
Pertanyaan:
gugon tuhon yaiku…
Jawaban:
Jawaban:
mudah sekali b.indonesia
Penjelasan:
maaf kalo salah
3. Pariwara komersial
Pertanyaan:
3. Pariwara komersial kapantha dadi telung jinis, sebutna!
Jawaban:
Jawaban:
Pariwara adalah sama artinya dengan iklan. Secara umum jenis pariwara ada dua macam yaitu pariwara sosial dan pariwara komersial. Pariwara sosial sering disebut juga dengan istilah iklan layanan masyarakat. Sedangkan pariwara komersial sering juga disebut iklan bisnis.
Penjelasan:
Pariwara sosial biasanya diterbitkan oleh lembaga pemerintah atau perusahaan swasta untuk kepentingan umum. Sedangkan pariwara komersial diterbitkan oleh suatu perusahaan, baik itu perusahaan swasta ataupun perusahaan milik pemerintah, untuk keuntungan finansial perusahaan tersebut.
Dalam bahasa Sunda ada juga istilah wawaran. Kadang-kadang wawaran tertukar artinya dengan pariwara. Yang membedakan wawaran dengan pariwara adalah bahwa kalimat yang ada dalam pariwara biasanya berupa kalimat ajakan, sedangkan kalimat yang ada dalam wawaran bisa berupa kalimat ajakan, kalimat larangan atau kalimat perintah.
Sebutna telu (3)
Pertanyaan:
sebutna telu (3) tuladhane gugon tuhon ?
Jawaban:
Jawaban:
1. Yen wayahe bengi bocah cilik ora kena tabuhan pager
2. Aja njegong ing tengah lawang, mundhak duda mengkelang (suwe ora entuk jodho)
3. Yen maem kudu dientekake, yen ora mundhak pitik ing kandhang mati
Gugon tuhon yaitu………………………
Pertanyaan:
Gugon tuhon yaitu………………………
……………………
…………
Jawaban:
Jawaban:
gugon tuhon’ dalam bahasa Jawa? – Quora. Kepercayaan yang berisi larangan atau ajaran yang beredar di masyarakat Jawa. Gugon tuhon biasanya disampaikan secara lisan dan tidak ada larangan secara tertulis. … Kepercayaan turun temurun.
Penjelasan:
semoga membantuu
Aja gawe sumur
Pertanyaan:
Aja gawe sumur ing ngarepan omah. ukara kasebut kalebu gugon tuhon jinis
Jawaban:
Jawaban:
jangan membuat sumur di depan rumah. Larangan ini bersifat umum. Artinya tidak ditujukan khusus kepada anak –anak saja seperti ora ilok yang lain.
Kesombongan, sifat pamer, riya, dan sejenisnya tampaknya mendasari munculnya ungkapan tersebut.
Penjelasan:
semoga membantu
Berikan 2 contoh
Pertanyaan:
berikan 2 contoh gugon tuhon salugu dan 2 contoh gugon tuhon ngemu pepacuh, beserta artinya
Jawaban:
Jawaban:
Maksud dan Tujuan
Disusunnya kajian Gugon Tuhon ini merupakan upaya untuk melestarikan kearifan lokal orang Jawa dalam memandang dunia. Sebagian masyarakat tidak mengerti makna dari gugon tuhon dan menganggapnya klenik bahkan dianggap mengandung unsur sirk. Yang demikian itu tidak benar. Gugon tuhon ada sebagai respon terhadap kebutuhan untuk mendidik generasi muda agar mempunyai sikap yang baik dalam perilaku sehari-hari.
Namun karena anak-anak belum mampu berpikir rasional cara untuk mengarahkan mereka kepada perbuatan baik adalah melalui gugon tuhon. Gugon tuhon sendiri berasal dari kata gugu dan tuhu, artinya diturut dan dipatuhi tanpa tanya lagi. Oleh karena itu terhadap gugon tuhon anak-anak harus patuh dan tidak boleh bertanya, tetapi jelas hal itu tidak mungkin karena sifat anak-anak adalah penasaran dan selalu ingin tahu.
Orang-orang zaman dahulu kemudian membuat penjelasan singkat tentang apa yang terjadi jika melanggar gugon tuhon tersebut. Misalnya larangan; aja nglungguhi bantal, kemudian diteruskan dengan akibatnya, mundhak udunen. Udunen adalah penyakit bisul yang besar dan menyakitkan. Anak-anak pasti takut kalau kena udunen ini maka kemudian antara percaya dan tidak percaya, mereka patuh terhadap larangan itu.
Mungkin sebagian pembaca menilai kalau orang-orang dahulu sengaja berbohong dengan membuat gugon tuhon ini. Bisa juga memang begitu, tetapi melarang seseorang agar tidak melakukan sesuatu dengan cara menakut-nakuti adalah cara yang paling efektif. Dan sampai tua pun kita tidak berbuat jahat juga karena takut neraka bukan?
Memang bisa saja orang tua menjelaskan mengapa seseorang tidak boleh duduk di atas bantal. Namun jelas bahwa penjelasannya akan panjang dan si anak mungkin sulit untuk mengerti. Cara yang paling efektif adalah menakuti mereka dengan akibat yang sering mereka lihat. Dengan harapan agar si anak kelak jika sudah besar dapat mengerti sendiri mengapa hal itu dilarang. Yang penting mereka sudah terbiasa melakukannya.
Dalam kajian ini kami sertakan 50 contoh gugon tuhon yang beredar dalam masyarakat. Materi gugon tuhon tersebut kami ambil dari buku Serat Gugon Tuhon karya R. Prawirawinarsa dari Yogyakarta, cetakan Papirus, Betawi, 1911. Arti dan penjelasan oleh pengkaji. Selamat membaca.
Lima puluh contoh gugon-tuhon dalam masyarakat Jawa:
Gugon Tuhon (1): Aja sok lungguh ing bantal, mundhak lara wudunên.
Artinya: jangan duduk di atas bantal, nanti bisa sakit bisul.
Bantal adalah peralatan untuk tidur, gunanya untuk menyangga kepala. Bagi orang Jawa kepala itu bagian dari tubuh yang dimuliakan. Orang Jawa akan marah apabila kepala mereka disentuh sembarangan oleh orang lain, apalagi oleh anak-anak. Padahal kalau duduk di atas bantak berarti menempatkan bantak di bawah pantat, bagian tubuh yang dianggap tidak pantas dan tempatnya di belakang. Ini jelas mengurangi penghargaan terhadap kepala. Duduk di atas bantal adalah perbuatan yang sangat tidak sopan, kurang ajar dan tidap patut dikerjakan. Karena menerangkan hal-hal tentang etika terhadap anak-anak itu sulit maka orang-orang zaman dahulu kemudian menakuti mereka dengan penyakit bisul. Cara ini lebih efektif bagi anak-anak dan menghindari pidato yang menjemukan bagi mereka.
Gugon Tuhon (2): Aja sok nêkuk bantal, mundhak ora ilok.
Artinya: jangan menekuk bantal, tidak elok.
Tidur atau hanya sekedar berbaring kalau bantalnya ditekuk maksudnya agar posisi kepala lebih tinggi agar terasa nyaman. Namun tidur dengan posisi kepala lebih tinggi itu tidak baik. Leher menjadi tertekuk sehingga aliran darah ke kepala tidak lancar. Kalau terlalu lama dalam posisi ini kepala bisa pusing, leher bisa tengeng. Kalau bernapas pun susah sehingga kalau tertidur dalam posisi ini bisa ngorok. Dan juga bantal bisa cepat rusak dan kempes.
Kalau menerangkan hal yang begitu rumit ini kepada anak kecil tentu sulit. Namun anak kecil butuh penjelasan yang ringkas dan efektif sehingga mereka patuh. Maka lahirlah gugon tuhon ini. Kata ora ilok artinya tidak elok, sangat tidak pantas dikerjakan.
Gugon Tuhon (3): Aja sok jagjagan ana ngambèn, mundhak ora ilok.
Artinya: jangan sampai berlarian di tempat tidur, tidak elok.
Jagjagan adalah berdiri atau berlarian di tempat tidur. Tempat tidur adalah perabot untuk tidur. Kalau di zaman dahulu tempat tidur tidak terletak di kamar, tapi juga di ruang keluarga. Hanya tempat tidur utama saja yang terletak di kamar. Anggota keluarga lain, yakni anak-anak tidur di ruang keluarga beramai-ramai. Maka, selain untuk tidur dipan di ruang keluarga juga untuk duduk-duduk bersantai. Kalau berlarian di atasnya maka akan berantakan. Kasur selimut bisa kusut dan kalau tidak kuat gelagar penyangga bisa patah. Jagjagan juga merupakan perbuatan yang tidak sopan, tidak menghormati pemilik tempat tidur. Apalagi kalau kaki kotor oleh debu dan kotoran lain, tempat tidur bisa lecek dan kumal.
Namun menerangkan hal itu kepada anak-anak juga tidak mudah, maka dibuatlah gugon tuhon seperti di atas.
Penjelasan:
sekalian.
maaf klo salah,
dirangkum aja kalau bingung
Aja gawe sumur
Pertanyaan:
Aja gawe sumur ing ngarepan omah. ukara kasebut kalebu gugon tuhon jinis…
Jawaban:
Jawaban:
jangan membuat masalah yang tidak perlu
maaf klw salah
semoga membantu
Selain jawaban dari pertanyaan mengenai Sebutna Telung Jinis Gugon Tuhon, kamu juga bisa mendapatkan kunci jawaban dari soal-soal seperti Gugon-tuhon, yaiku…., gugon tuhon yaiku…, berikan 2 contoh, Aja gawe sumur, and wong Jawa zaman.
. Semoga Bermanfaat untuk kamu yang sedang kesulitan mengerjakan Tugas / Ujian. Terima Kasih.